Rumah kami berdinding papan, pakai tongkat dan beratap seng seken ( yang baru beli hanya 30% saja). Tak ingat pasti tahun berapo rumah tu dihuni. Diperkirakan kami pindah dari rumah depan sekitar tahun 1972. Saat itu blom ada listrik, yang mungkin masuk sekitar tahun 1977.
Banyak kenangan di rumah itu, Mak Bapak, Pak Yong dan keluarganya (Mak Udo Niar dan Erda plus Anan) jg tinggal di rumah yg hanya punya 2 kamar itu. Mak usu Ipak jg, sepupuku Samsir, Pak sodaro Sepupuku Bos, Iyan, Nuar dan beberapa orang lainnya yg menempati rumah berhati lapang itu.
Yang tak pernah lupa adalah saat tidur malam. Dumai dg khas banyak nyamuk sangat sulit ditaklukkan dg obat nyamuk bakar. Saat itu blom dikenal obat nyamuk lotion. Karena itu kami memakai KELAMBU BELACU, yaitu kelambu yg terbuat dari kain belacu tebal, ukuran 3x3 meter berwaena kusam. Baunya khas.
Udara sepanas Dumai membuat kami gerah selalu, tidur tak pernah pakai baju, tentu saja pakai celana pendek dan tetap mempunyai sehelai kain pelekat yg sudah akrab baunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar