Entah nak dimulai dari mano, entah nak cakap apo. Tapi yang jelas ado sesuatu yang teganjal di hati ini. Takut salah cakap ado jugo. KPK dilahirkan Ibu Pertiwi karena kepercayaan rakyat ini sudah berkurang pada Lembaga yang lain. Apopun alasannyo, itulah kenyataan yang ado. Suka atau tidak, KPK inilah menjadi harapan teragung bagi masyarakat, tempat bersandar pengaduan oleh masyarakat.
Sementara itu, Lembaga Negara yang lain tentunya 'merasa' bahwa kewenangannya dicampuri. Benar atau tidak, hal ini menjadi 'duri dalam daging' yang selama ini kian terasa sampai bebrapa kali episode 'cecak buayo'.
Ketika peran politik melebar pada proses rekrutmen Kapolri, maka masalah ini kembali terulang dengan serial yang amat dahsyat. Genderang perang ini dimulai dengan penetapan Budi Gunawan menjadi tersangka, yang kemudian terlapornya pimpinan KPK sehingga menjadi tersangka, lalu secara berurutan anggota KPK yang lain terikut terlaporkan. Dan kebetulan laporan masyarakat tersebut secara berurutan mengalahkan ribuan laporan lainnya yang masuk ke Kepolisian. Allah SWT rupanya telah menentukan dosa masa lalu anggota KPK terangkat dan akhirnya terbaca oleh Aparat dan masyararkat. Sebaliknya kita berasumsi bahwa aparat Lembaga lainnya bersih bagai malaikat yang tidak punya salah. Hanya merekalah yang bagai Nabi yang tidak punya salah sama sekali, padahal.. Entahlah, insyaallah lebih baik.
Mano ado orang yg tak ado doso? Andai aku dibolehkan menyadap telepon setiap Pejabat Pusat dan punyo data valid, maka tak becuslah semuo menjabat. Jangan nak belagak, insyaflah kito semuo kan mati tegolek dalam kubow..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar