Minggu, 10 April 2016

Pengakuan Tokoh Dunia

http://m.hakikatislam.com/pertanyaan-jawaban/kitab/apa-yang-para-pemikir-barat-katakan-tentang-al-quran

Jumat, 13 Februari 2015

LUWAHAN RASA 5, Teganjal..

Entah nak dimulai dari mano, entah nak cakap apo. Tapi yang jelas ado sesuatu yang teganjal di hati ini. Takut salah cakap ado jugo. KPK dilahirkan Ibu Pertiwi karena kepercayaan rakyat ini sudah berkurang pada Lembaga yang lain. Apopun alasannyo, itulah kenyataan yang ado. Suka atau tidak, KPK inilah menjadi harapan teragung bagi masyarakat, tempat bersandar pengaduan oleh masyarakat.

Sementara itu, Lembaga Negara yang lain tentunya 'merasa' bahwa kewenangannya dicampuri. Benar atau tidak, hal ini menjadi 'duri dalam daging' yang selama ini kian terasa sampai bebrapa kali episode 'cecak buayo'.

Ketika peran politik melebar pada proses rekrutmen Kapolri, maka masalah ini kembali terulang dengan serial yang amat dahsyat. Genderang perang ini dimulai dengan penetapan Budi Gunawan menjadi tersangka, yang kemudian terlapornya pimpinan KPK sehingga menjadi tersangka, lalu secara berurutan anggota KPK yang lain terikut terlaporkan. Dan kebetulan laporan masyarakat tersebut secara berurutan mengalahkan ribuan laporan lainnya yang masuk ke Kepolisian. Allah SWT rupanya telah menentukan dosa masa lalu anggota KPK terangkat dan akhirnya terbaca oleh Aparat dan masyararkat. Sebaliknya kita berasumsi bahwa aparat Lembaga lainnya bersih bagai malaikat yang tidak punya salah. Hanya merekalah yang bagai Nabi yang tidak punya salah sama sekali, padahal..   Entahlah, insyaallah lebih baik.

Mano ado orang yg tak ado doso? Andai aku dibolehkan menyadap telepon setiap Pejabat Pusat dan punyo data valid, maka tak becuslah semuo menjabat. Jangan nak belagak, insyaflah kito semuo kan mati tegolek dalam kubow..

Senin, 09 Februari 2015

MASA KECIK 8, Degil

Adalah sekitar 8 tahun umur aku waktu itu. Kulit itam bersisik, rambut keseng, kudis di sekitar lutut dan betis tau ado ajo. Macam mano kudis nak betah, walaupun diubat dengan 'sulfanilamide' salap, tp petang udah mandi paret lagi dengan airnyo yang menguning bercampur tanah liat, kudis tadi pun mengembang baleklah.. Selalunyo kami mandi laut di pelabuhan Balak, yang bertempat di ujung jalan Pattimura Dumai. Tidak hanya itu, merapah pantai pun selalu dilakukan sambil mencari udang dan senepak. Tembakul pun terkadang sempat ditangkap, namonyo budak2lah. Jatah keno 'siang' slalu dapat kalau balek dari mandi laut. Bapak aku tu tau kalau aku baru balek dari mandi laut, ajablah keno demok dan bilai keno embat dengan rotan belah empat. Waktu keno embat tu ngaku tak buat lagi, tapi setelah beberapo hari kemudian buat lagi. Berlangganan nampaknyo. Aneh memang, tempat maen kami jauh2. Kalau mandi paret di Paret Putus namonyo, sekarang letaknyo pas depan pasar Pulau Payung Dumai sekarang. Ado jugo di Gudang Bulog di ujung jalan Sultan Syarif Kasim dekat Karang Anyar. Sungai Pak Lenen di sekitar jalan Ombak jugo menjadi langanan Kami. Pernah jugo ke Bukit Datuk sekitar kolam renang Pertamina sekarang. Padahal jaraknyo sekitar 12 Km dari Sukajadi tempat tinggal kami. Terlahir di rumah Atuk kami H.Ismail di Batupanjang. Rumah itu kini tidak lag ditempati, karena udah uzur. Walaupun bgitu, banyak kenangan yang tertinggal. Masih terbayang waktu kecik aku makan udang duri rebus di atas mejo panjang, manis terasa segar. Ado satu batang jambu biji, 3 batang jambu air, duo batang jambu bol dan 1 batan jambu gelas. Belakang umah ado pokok gambai, kalau musim bebuah sedap makan di atas pokok. Tapi sekarang tak ado lagi.. Jarak umah Atuk dengan pelabuhan itu hanya 200 meter aja. Selalunyo aku maen dsitu. Semuonyo ini membuat Atuk risau dan pernah suatu kali disongsong ke laut.. dasar degil.

CERITA SIAK 8, Menghadapi MEA Konon..

Siak 15 tahun lalu adalah suatu kenangan. Mobil hanya ado dua bijik, punyo Pak Jaksa dan satu lagi pick up pengangkut pasir punyo Pak Haji Ibnu Khaldun. Tapi sekarang jumlah mobil yang masuk udah tak dapat dihitung, dari arah Selatan Jembatan Sultan Agung Sultanah Latifah dan bisa jugo dari arah Utara melalui Dumai-Bengkalis dan sekitarnyo. Waktu itu jaya2nyo Plywood Siak Raya dan Panca Eka. Tingkat kemahalan di Siak mencapai tertinggi di Riau,  di bawah Batam. Arus barang yang sulit menyebabkan harga meloncat naik. Mulai dari kondisi jalan Pekanbaru - Siak yang buruk, sampai kepado buruh penyambut barang di terminal Benteng hulu, tukang sampan dan sekelompok Buruh di penyebrangan dulunyo dekat Apotik Sumber Gizi. Mako betambah mahal lah barang2 di Siak. Waktu jembatan dah lamo Siap, kelompok buruh ini masih bekerja dengan 'profesional' sehingga harga barang di Siak tak jugo banyak berubah. Ini jugo disebabkan oleh pemasok barang yang jugo menjual barang begitu mahal dari sumbernyo di sekitar Pekanbaru. Mako tetap mahal lah barang2 di Siak. Beberapo hari lalu ado sekelompok Masyarakat yang menamokan diri mereka sebagai Persatuan Pedagang Kain, Dll se Kecamatan Kandis yang menyurati Bupati Siak (Surat no 02/ P2KSLKK/ Kandis/II/2015 tgl 2 Februari 2015) agar tidak memberikan izin pada toko NEW DONA yg menurut mereko menjual barang2 murah sehingga jualan mereka sepi pembeli. Sebetulnyo Persatuan pedagang itu yg harusnyo bisa meniru Grosir tsb bagaimano caronyo dapat mendapatkan barang murah. Bukan dg cara melarang orang berjualan. Ini menunjukkan kelemahan UMKM kito berhadapan masyarakat kito sendiri, belum lagi kalau Pasar Bebas Asean atau MEA ini dimulai akhir 2015 ini. Lalu bagaimano sikap kito?   Barang mahal payah, barang murah payah. Ini baru soal hargo. Blom lagi soal tenaga kerjo. Negara Indonesia Raya ini telahpun menyepakati adonyo Masyarakat Ekonomi Asean akhir tahun 2015 ini. Ado delapan profesi lapangan pekerjaan yang akan dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata. praktisi media, dokter gigi, dan akuntan. Artinyo awal tahun 2016 nanti akan datanglah tenaga kerja2 dari negara tetangga yg merebut pangsa pasar di tempat kito. Orang Keling, Philipin dan Cino Singapur akan datang menjadi Pengusaha skaligus memenuhi pasar kerjo.  Budak2 awak jadi tukang parkir ajolah.. Beberapo hal yg harus menjadi pemikiran kita, antara lain : Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Di Siak masih sangat berserak. Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Macam mano nak besaing dg negara lain? Kalau Siak bolehlah kalau bidang ini, tp masih perlu pembenahan. Ketiga, umumnyo Indonesia merekam bahwa sektor industri masih rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Ingat kito dg impor kacang kedelai sebagai bahan pembuat tempe dan tahu. Blom lagi yang laen. Keempat, keterbatasan pasokan energi. Masalah listrik dari 32% menjadi 47,68% elektrifikasi di Siak, itupun bepuluh puluh kali mati satu hari.. Artinyo untuk Kabupaten Siak ini Negara Republik Indonesia baru bisa melayani skaligus menerangi  47,68 % dari jumlah penduduk Siak, masih banyak yg begelap. Naseb2.. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Cino dah di sekeliling kito. Dan kurangnyo kesadaran masyarakat kito memakai dan memakan produk dalam negeri. Banyak lagi persiapan yg harus kito mantapkan. Usaha Kecil Menengah kito yg blom siap perlu dibantu2. Udah berapo kali Sosialisasi dan Pelatihan serta bantuan alat yg diberikan pado mereka? Sumber Daya Manusia Konstruksi kito apo udah siap? Apo kesahnyo kalau kontaktor sekolah nanti dari Burma, tukang pangkas dari Vietnam, dan Reklame dari Singapura? Bansai Kito. Bisa kito besaing? Harusnyo bisa!! (By : Dr. Ohm)

Jumat, 06 Februari 2015

LUWAHAN RASA 4

Larangan Impor Pakaian Bekas (macam tak ado kerjo laen) Kebijakan melarang impor pakaian bekas akhir2 ini menjadi perbincangan di belahan bumi Indonesia. Pastilah pejabat atas tu tidak pernah susah makanya tak pernah berhubungan dengan Pajak Gadai (tempat  penjuakan pakaian bekas di daerah Tembilahan, Dumai dan Siak). Alasan Pak Pejabat ini memang cerdas, macam Pak Menko Gobel lah,walau kadang terkesan dipaksakan. Mungkin mereka iri dengan nampak masyarakat kecik memakai baju dan celana 'buayo ngango' sehingga jalan ke arah  kepemilikan  masyarakat kecik ini diamputasi dengan meniadakan impornya, padahal selamo ini tak pernah ado legalitas untuk itu. Pak Pejabat Pusat itu tak pernah tinggal di pulau yang minim dengan fasilitas, termasuk dalam menyediakan kebutuhan masyarakatnya. Jalan masih lecah di Teluk Lecah, dan kalaupun agak elok tapi masih  bedonggol, belum lagi fasilitas lain yg harus disediakan. Orang kampung kami dekat Batupanjang itu takkan pernah bisa membeli baju cap buayo kalau mengharapkan ke Pekanbaru atau ke Dumai, berapo pulak hargo dan transportasinyo. Jangankan membeli baju celana, beli bahan makanan pun  untuk nikah kawin sepupu kami harus ke Melako karena jaraknyo hanya70 menit pakai speed dari Rupat Utara, dibandingkan kalau nak belanjo beras, minyak dan daging ke Dumai yg  memakan waktu sekitar 4 jam. Begitupun dengan daerah Kabupaen Siak dan sekitarnyo, sebagian masyarakat masih menggantungkan kebutuhan dengan membeli pakaian bermerek luar, yang rata2 memang menang gengsi dan tahan lasak, Penjualnyopun dapat rezeki. Dalam maso susah mencari kerjo ni Pemerintah Pusat tibo2 pulak nak melarang impor seperti ini, macamlah dio nak sediokan lapangan kejo pengganti untuk masyarakat yang kehilangan mato pencaharian itu, siapo nak belanjokan susu untuk anak mereka? Mungkin ini kasuistik untuk wilayah Riau dan sekitarnyo, dibandingkan dengan kebijakan global yang harus diambik oleh Pusat untuk menyelesaikan masalah Republik ini. Macam2 alasan dibuat untuk menunjukkan betapa kotow dan jijiknyo pakaian bekas yang dibeli selama ini, padahal dulu dio lahirpun dibedong dengan kain yang dah apak. Bakteri pastilah banyak kalau nak diteropong, jangankan pado pakaian bekas, pakaian yang blom dicuci semalam saja pastikan ado 'bakteri taik' di situ. Asal jangan menularkan HIV lah macam cakap Bapak tu. Niat Pemerintah tu elok, tapi masih banyak yang perlu diprioritaskan untuk dilakukan agar mempermudah pelayanan kepada masyarakat. Kalau kito tak bisa mempermurah penyediaan kebutuhan masyarakat, setidaknya jangan persusah akses pendapatan orang tu terhadap  kebutuhannyo. 'Kalau tak bisa menjadi garam, janganlah kito menjadi langau'. (By Ohm, flight to Malang 070215)

Selasa, 03 Februari 2015

CERITA SIAK 7, Payahnyo Rapat Tepat Waktu di Siak

PAYAHNYO  RAPAT TEPAT WAKTU DI  SIAK Entah bilolah masalah satu ni akan teratasi. Mulai dari awal sayo jadi pegawai pesuruh di kantor Camat Siak tahun 1991 dulu, bahkan sememangnyo lah udah  warisan dari dulu dulu, bahwa  sangat jarang rapat yang direncanakan sesuai dengan waktu yang diundang. Penghargaan terhadap waktu itu sangat kurang ditekankan. Seolah olah dalam fikiran Pejabat kalau perlu memulai rapat pukul sepuluh maka buatlah undangan pk sembilan atau sembilan setengah. Fikiran inilah yang berpunca meracuni masyarakat sehingga bagi yang telah hadir pk 9 tepat yang menemui kenyataan rapat mulai pk 10,   maka kesempatan rapat berikutnya 'terajarkan' untuk hadir mendekati pk10 juga seperti kemaren. Sehingga kalau kita mau memulai rapat tepat waktu lagi menjadi susah karena para peserta rapat blom hadir. Bilo kito nak berubah? Apakah perlu Bapak Bupati atau Wabup yang teconggok dulu baru pejabat lain dan peserta bergegas hadir? Dengan sedikit membawak namo Tuhan Allah ta’ala berfirman : وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr) Hanya sedikit mengingatkan kito bahwa Dr Abdul Fattah Abu Ghuddah menyatakan bahwa kunci kesuksesan Umat Islam, yaitu  dengan memanfaatkan waktu. Ia berargumen karena shalat termasuk ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Jika seorang Muslim melaksanakannya tepat waktu, dan juga selalu memperhatikan setiap pekerjaan pada waktunya maka hal itu akan membuat semuanya dapat terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya karena ia sudah menjadi sebuah kebiasaan dan watak dalam prilaku dan kehidupan soerang Muslim. Jangankan hal beso laen yg nak kito buat, tepati waktu ajo payah. Sebaiknyo ini dimulai dari Pejabat yg pimpin rapat sesuai waktu. Pado undangannyo dicantumkan bahwa ACARA INI AKAN DIMULAI PADA PUKUL 20 WIB, MOHON DATANG SEBELUM WAKTU. Dan itu dilaksanakan. Bedakan tempat duduk yg terlambat dg cara mengosongkan salah satu sisi pada tempat rapat. Bisa kito cubo ini Sodaro?